BPT Hadirkan ISLA® Web Malware Isolation System dari Cyberinc di Indonesia
3 min read
TeknoVue, Jakarta – Serangan cyber terus meningkat di seluruh dunia. Ponemon Institute mencatat 81% serangan virus/ malware terjadi melalui aplikasi web browser. Secara konvensional, solusi keamanan untukbrowser menggunakan pendekatan ‘detect dan respond’. Dengan banyaknya virus/ malware yang muncul setiap detiknya, pendekatan lama untuk mendeteksi dan merespons tidak lagi menjadi sebuah pilihan yang layak. Pendekatan ‘detect dan respond’ yang konvensional tidak lagi efektif karena tidak semua malwareyang dibawa melalui web yang memasuki jaringan perusahaan dapat dideteksi.
Dalam menjawab tantangan tersebut, Blue Power Technology (BPT), anak perusahaan CTI Group, mengumumkan telah menandatangani kerjasama strategis dengan Cyberinc yang bermarkas di Amerika Serikat untuk memperkenalkan ISLA Web Malware Isolation System di Indonesia. ISLA merupakan salah satu produk perintis industri yang idenya bermula dari SpaceX (American Aerospace and Space Transport Industry), yang melindungi organisasi dari ancaman web paling maju dengan mengisolasi semua konten web di luar parimeter jaringan. Pendekatan unik ini menghilangkan resiko drive-by-downloads, malvertizing, danadvanced phishing attacks hingga seluruh serangan yang berasal dari web, serta memberikan pengalamanbrowsing yang nyaman bagi pengguna. ISLA telah sukses digunakan di berbagai lembaga keuangan, pemerintahan dan industri lainnya di Amerika Utara dan Eropa yang menjadi target serangan. Mulai 1 Agustus 2017, ISLA akan tersedia untuk semua organisasi perusahaan dan pemerintah di Indonesia melalui jaringan penjualan dan distribusi yang dimiliki oleh BPT.
Lugas M. Satrio, selaku Presiden Direktur BPT mengatakan, “Kasus cyber-attacks yang marak terjadi mengindikasikan tidak efektifnya teknologi keamanan yang ada saat ini. Teknologi yang ada saat ini belum bisa mengatasi kecepatan virus/ malware baru yang diluncurkan. Situasi ini tentu saja menimbulkan keresahan bagi para CIO dan pebisnis, dimana karyawan mereka telah menghabiskan banyak waktu melakukan kegiatan browsing internet setiap harinya. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan pengguna internet tercepat yang mencapai 51% setiap tahunnya. Proposisi nilai yang ditawarkan oleh ISLA dengan kemampuannya memberikan kebebasan melakukan web-browsingadalah hal yang menarik. Faktanya sampai saat ini belum ada solusi keamanan yang bisa menjamin keamanan web browsing 100% seperti yang ditawarkan ISLA. ”
Cyberinc ISLA Web Malware Isolation System mencegah web code yang tidak terpercaya, termasuk webmalware yang dikenal maupun tidak dikenal yang masuk ke dalam firewall jaringan perusahaan. ISLA secara fisik memisahkan dan mengisolasi web browser dan semua kode, termasuk potensial web malware di dalamappliance ISLA itu sendiri.
Menurut Gartner, teknologi isolasi merupakan salah satu dari TOP 10 teknologi untuk keamanan di tahun 2017. Lembaga riset tersebut mengatakan serangan berbasis browser adalah serangan yang paling sering dialami pengguna, dan teknologi isolasi dinilai yang paling efektif karena aktivitas browsing akan di isolasi terpisah dari endpoint dan jaringan perusahaan. Oleh karenanya serangan web malware dapat diatasi secarasignifikan.
Samir Shah, selaku CEO Cyberinc mengatakan “Indonesia memiliki 132 juta pengguna internet aktif. Dengan serangan cyber yang semakin meningkat, dibutuhkan sebuah produk cyber security generasi lanjutanyang lebih handal. ISLA adalah produk yang ideal bagi perusahaan dalam melindungi end-user mereka dari serangan malware yang dibawa oleh web. Kami sangat antusias bisa membawa ISLA ke Indonesia dalam kemitraan dengan BPT. BPT memiliki jaringan mitra kerja yang kuat, keahlian teknis yang andal, dan track record yang kredibel dalam keamanan informasi. Bersama-sama kita akan menggunakan ISLA untuk membantu mengamankan perusahaan di era digital ini.”