23 September 2023

TeknoVue

Just Another Review Site…..

Rogue One: A Star Wars Story

4 min read
Film yang diberi judul “Rogue One” ini memiliki tagline “A Star Wars story”. Salah satu upaya Disney untuk berkisah bahwa film ini memiliki alur cerita baru namun masih berada di dalam dunia Star Wars yang kita kenal. Berhasilkah mereka?
TeknoVue, Jakarta – Star Wars, sebuah judul yang begitu lekat dengan budaya pop di seluruh pelosok dunia. Sebuah kisah keluarga Skywalker yang kini sudah tersebar dalam 7 episode, menjadi kisah fenomenal yang berhasil menciptakan banyak fans di seluruh dunia. Sebuah film yang sudah berumur hampir 40 tahun ini menjadi jaminan kesuksesan baik itu dalam bentuk layar lebar sampai dengan dalam bentuk mainan. Maka tak heran jika Disney membeli franchise sukses ini dan dimasukkan ke dalam bisnis mereka.
Kini Disney mengambil langkah yang cukup berani, yaitu membuat film di dalam dunia Star Wars tapi bukan bercerita dengan narasi keluarga Skywalker, melainkan karakter baru yang berada di lini waktu dunia Star Wars. Film yang diberi judul “Rogue One” ini memiliki tagline “A Star Wars story”. Salah satu upaya Disney untuk berkisah bahwa film ini memiliki alur cerita baru namun masih berada di dalam dunia Star Wars yang kita kenal.
Cerita pada film Rogue One ini berlangsung di antara episode 3 (Revenge of The Sith) dan episode 4 (A New Hope). Alkisah ada seorang wanita yang bernama Jyn Erso yang merupakan anak dari seorang ilmuwan bernama Galen Erso yang ternyata merupakan orang yang bertanggung jawab atas pembuatan senjata paling dahsyat Imperial, yaitu Death Star. Senjata berukuran sebesar bulan ini bisa kita lihat sendiri kedahsyatannya di film Star Wars. Sehingga tak heran jika inti cerita dari film Rogue One ini adalah bagaimana para tokoh utama dari film ini berusaha untuk mencari tahu segala hal tentang senjata pemusnah massal dari Imperial ini.
Sutradara dari film ini, Gareth Edwards sendiri mengatakan bahwa Rogue One akan dibuat seperti film perang ala Saving Private Ryan yang bertempat di dunia Star Wars. Dan itulah yang dilakukannya untuk film ini. Nuansa perang yang kelam begitu terlihat pada film ini. Akhirnya pada film ini, pasukan Stromtrooper yang konon begitu menakutkan bisa ditampilkan sebagai pasukan yang opresif dan ditakuti. Terlebih lagi ada tambahan pasukan-pasukan baru yang belum pernah terlihat sebelumnya, seperti Death Trooper yang terlihat seperti pasukan elit sampai dengan varian-varian lain dari Stromtrooper.
Adegan perang yang ditampilkan di film ini juga sangat apik ditampilkan. Bahkan bisa dibilang adegan peperangan di film ini bisa mengalahkan adegan peperangan di film-film Star Wars sebelumnya. Karena setting waktu yang tidak jauh dari waktu di episode 4, maka kita akan melihat pesawat-pesawat yang familiar dari seri Star Wars sebelumnya. Meski ada beberapa tambahan model pesawat, namun tidaklah seperti X-Wing maupun Y-Wing yang ikonik. Semua adegan pertempuran tersebut membawa kita keseruan dari peperangan di dunia Star Wars seperti yang selama ini kita impikan.
Hanya saja, film ini memiliki kelemahan utama yang sangat mengganggu. Yaitu jalan ceritanya. Karena film ini bertempat di antara episode 3 dan 4, maka kita bisa menebak arah cerita film ini akan seperti apa. Walaupun film ini berdurasi lebih dari 2 jam, namun alur ceritanya terasa sangat ngebut dan terkesan terburu-buru. Padahal kita semua tahu apa yang akan terjadi setelah film ini. Kita tidak diberikan kesempatan untuk mengenal dari masing-masing karakter baru ini. Semua berjalan demikian cepat.
Hal ini diperparah dengan tidak jelasnya motivasi dari karakter-karakter utama pada film ini. Karakter utama Jyn Erso yang diharapkan bisa menjadi karakter sentral jadi terkesan seperti orang yang tidak ada gunanya. Motivasinya pada film ini tidak bisa digambarkan dengan baik. Begitu juga dengan karakter antagonisnya yang terlihat malah seperti orang yang tidak berdaya pada film ini. Begitupula dengan karakter figuran lainnya yang terasa hanya muncul di sana demi menambah variasi cerita saja. Kehadiran mereka tidak diceritakan dengan baik, yang akhirnya berdampak pada kurangnya kepedulian kita pada karakter mereka. Meskipun K-2SO bisa tampil sebagai tokoh komedi di film ini, sayangnya terasa seperti sedikit dipaksakan agar film ini tidak terlalu kelam.
Jujur, separuh film pertama saya sempat merasakan bahwa film ini sedikit mengecewakan. Baru 5 menit saja saya sudah mempertanyakan keputusan yang diambil oleh karakter yang tidak masuk di akal. Namun, untungnya semua itu berubah ketika film ini memasuki paruh kedua. Jalan cerita sudah tidak penting lagi, dan saatnya masuk ke dunia peperangan yang dihadirkan oleh Gareth Edwards. Terutama dengan hadirnya tokoh paling favorit di dunia Star Wars. Hadirnya beliau rasanya sudah cukup untuk membuat semua fans untuk pergi menonton film ini.
Satu hal yang musti saya sampaikan di sini adalah keputusan nekat dari Disney dan Lucasfilm dalam menghadirkan karakter manusia dalam bentuk animasi CG. Ada dua karakter yang dibuat murni dari animasi komputer ini. Salah satunya adalah karakter Tarkin. Meski kita ketahui bahwa Peter Cushing yang memerankan Tarkin di episode 4 sudah tiada, namun keputusan untuk menghadirkan karakter ini dalam bentuk full CG ini sangat mengecewakan. Karena kualitas CG kali ini meskipun sudah sangat canggih, tetap masih terlihat tidak manusiawi. Terutama ketika disandingkan dengan karakter manusia lainnya. Sehingga terlihat tidak natural.
Akhir kata, satu hal yang bisa saya sampaikan di sini adalah: Jika The Force Awakens (Episode 7) itu dibuat untuk generasi baru dan fans lama sekaligus, maka film Rogue One ini adalah film yang memang dibuat untuk para fans Star Wars untuk bernostalgia. Meski demikian, bagi penikmat film tentunya masih bisa menikmati adegan-adegan peperangan pada film ini. Namun, hanya fans Star Wars saja yang akan merinding ketika menyaksikan film ini.
4 out of 5 (karena fans)
3,5 out of 5 (jika bukan fans)
Plus :
+ Adegan peperangannya
+ Kembalinya tokoh favorit Star Wars
+ Untuk fans Star Wars
Minus :
– Jalan cerita yang kacau
– Motivasi karakternya lemah
Penulis: Kama Adritya

Tinggalkan Komentar Anda

Tulis komentar di sini