Samsung Galaxy S9 & S9+ Media Workshop Day 2: Super Slo-mo and Low Light
2 min read
TeknoVue, Lombok – Materi Super Slo-mo memang sangat menarik untuk dibahas. Hal tersebut dikarenakan sebelum munculnya smartphone Android Samsung Galaxy S9 dan S9+, untuk melakukan Super Slo-mo membutuhkan biaya yang tidak sedikit serta kerja yang sangat rumit. Smartphone Samsung Galaxy S9 dan S9+ sendiri merupakan yang pertama di Indonesia yang mampu memiliki feature ini. Hal tersebut karena Samsung Galaxy S9 dan S9+ menggunakan sensor dari Sony terbaru.
Pada hari kedua, Super Slo-mo masih mendominasi workshop. Samsung ingin menunjukkan bahwa feature ini sangat baik digunakan pada saat ada pertandingan olah raga seperti voli pantai. Saat melihat sebuah permainan, tentu saja semua terjadi begitu cepat, sehingga sebuah momen yang “epic” akan terlewatkan. Kami pun berhasil menangkap momen saat sebuah bola voli dismes oleh salah satu pemain dan cukup terlihat keren saat bola tersebut terpukul.
https://www.instagram.com/p/BhGHjn-Bri0
Kenangan indah saat berada dipantai juga menjadi perhatian dari Samsung. Samsung pun memeragakan pengambilan Super Slo-mo pada saat seorang wanita mengibas rambutnya di pinggir pantai. Selain itu, pembuatan sebuah video pre wedding juga akan menjadi lebih baik saat seorang pria menggendong pasangannya dan berputar-putar. David Soong selaku tutor pada kegiatan kali ini mengatakan bahwa pembuatan video Super Slo-mo memerlukan cahaya yang terang, bahkan pada DSLR sekali pun. Jadi, upayakan jangan mengambil video super slo-mo pada saat rendah cahaya.
https://www.instagram.com/p/BhGJXnOBGmL/
Bukaan f/1.5 pada smartphone ini juga menjadi andalan Samsung. Dengan bukaan tersebut, seseorang dengan mudah dapat menangkap momen pada saat cahaya yang ada disekitar redup. Misalnya saja pada sebuah candle light dinner, mengambil gambar pasangan kita dengan smartphone yang memiliki bukaan f/2.0 keatas tentu saja sangat sulit dan bakal timbul noise di mana-mana.
https://www.instagram.com/p/BhIem4shPYM/
Bukaan f/2.4 bukan berarti bahwa smartphone ini tidak dapat mengambil momen saat cahaya mulai redup, seperti saat matahari tenggelam. Para wartawan pun dibawa ke bukit Merese untuk mengambil momen sunset. Hasilnya memang luar biasa. Kedua smartphone ini mampu mengambil gambar tanpa adanya kesulitan. Akan tetapi, untuk menangkap matahari terbenam pada mode auto, perangkat ini bakal langsung terpasang pada bukaan f/1.5. Oleh karena itu, fungsi Pro pun digunakan agar dapat mengubah aperture menjadi f/2.4. Hasilnya? Sangat memuaskan.
https://www.instagram.com/p/BhGylckBH2A/
Setelah workshop selesai, para wartawan pun sudah memahami bagaimana cara menggunakan super slo-mo dan menangkap gambar dengan mudah di pencahayaan rendah. Tidak percuma DXOMark menganugerahi smartphone ini dengan nilai 99, karena memang hasilnya yang sangat baik! Dengan memiliki smartphone ini, tentu saja tidak perlu lagi berpikir untuk membeli kamera saku atau pun mirrorless, kecuali memang ada kebutuhan khusus untuk hal tersebut. Samsung Galaxy S9 dan S9+ sudah cukup untuk mengambil gambar dengan cepat dan bagus.