Review Smartphone Android SPC X1: FullView Murah
5 min read
Desain
SPC X1 datang dengan desain yang umum dimiliki oleh kebanyakan smartphone Android dengan harga dibawah sejuta. Bahan belakang dari smartphone ini terbuat dari plasti polikarbonat. Yang menyenangkan adalah smartphone ini tidak berdesain unibody sehingga para konsumen dapat langsung mencabut baterai tanpa harus bersusah payah.

SPC X1 memiliki layar FullView 5,5″ inci pada bagian depannya dengan resolusi 960×480 dengan rasio 18:9. Walaupun memiliki rasio tersebut, sepertinya tidak terlalu berpengaruh pada setiap aplikasi yang dijalankan. Hal itu dikarenakan soft button navigasi yang berada di bagian bawah akan selalu terlihat dan menjadi permanen, sehingga semua aplikasi akan tetapi ditampilkan dalam rasio 16:9. Hal unik lainnya saat melihat layarnya adalah SPC sudah menempelkan lapisan anti gores pada layarnya sehingga pengguna tidak harus bersusah payah mencari lapisan tersebut.

Untuk bagian belakangnya terdapat sebuah kamera dan lampu LED flash yang tergabung dalam satu kaca. Sayang memang, tonjolan kamera yang ada mampu membuat kacanya tergores saat diletakkan di meja. Untungnya, ketebalan dari back case bawaan membuat kamera sama rata, sehingga meminimalisir terjadinya goresan. Saat bagian belakangnya dibuka, terdapat dua slot nano SIM serta microSD yang dapat membaca sampai 32 GB.

SPC X1 menggunakan pure Android 7.0 yang secara standar menggunakan launcher 3. Hal ini tentu saja membuat SPC X1 tidak memiliki hambatan dalam menjalankan aplikasi karena semua secara langsung diambil dari sumber Android Open Source Project. Walaupun begitu, jangan terlalu berharap smartphone ini mendapatkan upgrade sistem operasi di masa depan.
Kamera
SPC X1 datang dengan kamera depan dan belakang dengan resolusi yang sama, yaitu 8 MP. Bedanya, pada bagian belakang, kameranya memiliki fasilitas autofokus. Sedangkan pada bagian depannnya merupakan fixed focus. Hasilnya pun terlihat bahwa kamera bagian belakangnya memiliki gambar yang lebih baik dibandingkan dengan bagian belakangnya. Kamera ini pun memiliki fitur ZSL (Zero Shutter Lag) yang dapat mengambil gambar tanpa harus terhenti layarnya.
Untuk kamera bagian belakang, hasil jepretannya memang dapat dikatakan cukup untuk sebuah smartphone dengan harga di bawah satu juta rupiah. Walaupun begitu, noise masih menghiasi seluruh gambar yang ada, walaupun pada bagian yang difokuskan. Tingkat ketajamannya juga kurang standar untuk sebuah kamera dengan resolusi 8 MP. Tentunya hal ini akan menjadi lebih buruk pada saat kondisi cahayanya kurang.
Untuk kamera bagian depan, hasilnya tidak sebaik kamera depannya. Hasilnya kurang tajam dan noise pun ada dimana-mana. Di saat kondisi cahaya yang kurang, bahkan lampu flash dibagian depan pun tidak membantu. Berikut adalah contoh hasil dari kamera depannya
1. Pembukaan
4. Kesimpulan